18 Dec, 2023
Pernahkah Anda mengalami dalam suatu keadaan perjalanan dalam mobil tiba-tiba teringat, ya ampun HP saya tidak terbawa, atau head set saya ketinggalan di kamar tidur atau tadi dompet saya ditaruh dimana ya ? Dan masih banyak lagi hal-hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi yang mengakibatkan agenda acara kita menjadi terganggu atau ada harga yang perlu dibayar, misalnya jadi perlu beli head set baru, atau balik lagi ke rumah yang pastinya menyita waktu.
Kawan saya bercerita sebulan yang lalu dalam perjalanan keluar kota untuk dinas entah apa yang dipikirkannya, dalam perjalanan yang sudah dilalui sekitar 30 menit dari rumahnya, ia tiba-tiba mencari laptopnya kemudian memeriksa ke bagian tengah atau baris kedua mobil tapi tidak didapati laptopnya. Kemudian ia mengatakan kepada suami yang mengantarnya bahwa laptopnya tertinggal di rumah, kemudian sang suami dengan sabarnya mencari exit tol dan memutar arah kembali ke rumah. Setelah perjalanan 20 menit dan hampir tiba di rumah, kawan saya itu memeriksa ke bagian tengah mobilnya ternyata laptopnya berada dilantai jok mobil yang terhalang oleh tas travel bagnya. Padahal kawan saya sendiri yang meletakan laptop itu ke dalam mobil. Sebenarnya apa yang terjadi dengan pikiran kita ? Sehingga kerap kali beberapa hal bisa terlupakan, terlewati atau terabaikan ? Over kapasitas ? terlalu banyak yang dipikirkan ? Adakah hubungannya dengan kepribadian ? Bagaimana mengatasinya ? Mari kita lihat tentang arti dari kata Mind itu terlebih dahulu. Mind atau dalam Bahasa Indonesia adalah Pikir yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pikir adalah akal budi, ingatan, angan-angan. Sedangkan arti Mindfullness dari beberapa ahli salah satunya mengatakan adalah kesadaran yang muncul dari memperhatikan dengan sengaja pada saat ini tanpa menghakimi- Jon Kabat-Zinn seorang Profesor tentang Obat dan Pendiri Klinik Pengobatan Stress di Fakultas Kedokteran di Universitas Massachussets, USA.
Kata kuncinya adalah sadar atau menyadari, manusia dapat menyadari dengan satu syarat yaitu hadir, sehadir-hadirnya pada situasi yang dihadapi. Kehadiran seutuhnya di sini 1 paket dengan adanya penerimaan terhadap situasi yang dihadapi, tidak adanya penolakan atau istilah Bahasa Inggrisnya resistance. Jadi kalau kita Kembali pada contoh peristiwa di atas tentang mengapa ada orang yang suka ketinggalan barang-barang seperti HP, Laptop, dll yang seharusnya dibawa atau lupa meletakan barang, jawabannya adalah pada saat meletakan HP disuatu tempat orang tersebut tidak dalam kesadaran penuh tentang lokasi atau tempat ia meletakan HP tersebut. Misalnya ia meletakan di buffet rak kedua sebelah kiri didalam wadah kaca, bahkan bila ia menyadari penuh ia akan ingat kapan meletakan HP tsb.
Apa yang menyebabkan orang tidak mampu mindfull ? Ketergesaan, ketidaksiapan, multi role, multi tasking atau apa ? Sejak bangun tidur sampai kita tidur Kembali begitu ada berbagai kegiatan, berbagai orang kita temui, beberapa tempat kita datangi, berbagai informasi masuk ke dalam pikiran. Seseorang pada umumnya memiliki beberapa peran dalam hidupnya, seorang wanita yang sudah menikah, memiliki anak dan bekerja sebagai seorang professional. Ia menjalankan beberapa peran, sebagai seorang istri, di kesempatan yang berbeda sebagai seorang ibu dan di situasi yang lain juga sebagai seorang professional yang bekerja. Demikian juga pada seorang laki-laki menikah, memiliki anak dan bekerja. Beberapa peran di lakukan sebagai seorang suami, ayah dan sebagai pekerja. Walaupun multi role atau beberapa peran dan beberapa identitas dalam 1 orang, yang perlu diperhatikan adalah semua peran tersebut berada dalam waktu dan tempat yang berbeda. Jadi sebenarnya selalu mono waktu atau satu waktu untuk satu peran. Yang menjadi tantangan adalah pikiran kita tidak semudah itu mengakselarasinya atau berganti secara otomatis konsep berpikir karena ada yang namanya perasaan mendampingi pikiran. Ada ego yang membungkus setiap identitas dan peran. Disinilah peran mindfulness atau hadir utuh secara sadar penuh dalam setiap peran yang sedang dijalankannya.
Kecenderungan pola berpikir manusia sering disebut monkey mind yang loncat kesana kemari, kadang ke masa lalu dengan penyesalan-penyesalan, andai begini andai begitu, seharusnya begini dan begitu, dan juga loncat ke masa depan, mengkawatirkan kondisi diri di masa depan yang penuh dengan ketidakpastian kemudian memunculkan kecemasan, sehingga membuat pikiran menyusun rencana ini dan itu, menimbulkan berkembangnya pikiran dan perasaan yang tidak menentu yang berdampak pada hilangnya moment atau kesempatan hadir utuh pada waktu saat ini yang sedang di jalani. Seolah tubuh & pikiran terpisah tak menyatu. Raganya ada tapi pikiran terbang entah ke masa lalu yang sudah tidak dapat dirubah atau masa depan yang belum datang.
Layaknya otot-otot sendi dan tulang yang perlu dilatih agar manusia memperoleh tubuh yang sehat. Begitupun otot-otot pikiran perlu dilatih agar otot kesadaran dalam berpikir dapat terbentuk dengan sehat. Pikiran yang sehat itu seperti apa ? Bagaimana melatih otot-otot pikiran ? Jawabannya adalah dengan melatih mindfulness. Berpikir dengan hadir penuh, hadir utuh, berikan kesempatan pikiran fokus pada 1 hal yang penting yang ada dihadapan. Tidak membebani pikiran dengan terlalu banyak hal yang disebut juga mindless, bebas dari pikiran yang sibuk. Kita tetap bisa bahagia dengan berpikir satu persatu, tenang, fokus bahkan solusi sebenarnya sudah ada di sekitar kita, yang kita perlukan berpikir mindful dengan mindless. Yuk berlatih dan merasakan manfaatnya!