logo

13 Nov, 2023

DISIPLIN POSITIF: Menumbuhkan Kedisiplinan Tanpa Kekerasan
news
Source: freepik.com

Pendahuluan

Disiplin adalah sikap rela sepenuhnya dalam menaati segala aturan dan norma yang ada dengan penuh tanggung jawab. Setiap orang tua tentu berharap memiliki anak-anak yang disiplin. Maka untuk mewujudkannya orang tua akan melakukan berbagai upaya dan pola pengasuhan guna membentuk anak yang disiplin. Namun, yang sering terjadi justru pendekatan yang dilakukan orang tua kurang tepat sehingga bukannya membuat anak disiplin, malahan memberikan dampak yang negatif.Kedisiplinan kerap diidentikan dengan tindakan “kekerasan” dan “hukuman” dengan alasan membuat anak jera dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Ada kalanya, hasil yang diperoleh memang efektif membuat anak jera, hanya saja tindakan “keras” yang orang tua lakukan justru bisa menimbulkan persoalan baru seperti luka batin, permasalahan emosional, tertekan, perilaku menyimpang, dan bahkan rendahnya nilai diri mereka.

Mengingat hal di atas, tentunya perlu dilakukan pendekatan yang lebih baik dan efektif. Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah disiplin positif


Definisi Disiplin Positif

Disiplin positif adalah cara menerapkan pendisiplinan yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan anak untuk mandiri.Disiplin positif dilakukan supaya anak melakukan sesuatu bukan karena ditakut-takuti dengan hukuman, ancaman, atau karena dijanjikan sogokan atau hadiah. Disiplin positif merupakan pendekatan yang tetap memperhatikan hak-hak anak untuk berkembang dengan sehat, mendapatkan perlindungan dan merasa nyaman untuk terlibat dalam proses pendisiplinan.

Pendisiplinan yang dilakukan kepada anak seharusnya membuat anak merasakan kedekatan yang erat dengan orang tua dan bukan menjauhkan relasi antara orang tua dan anak. Ketika orang tua melakukan pendisiplinan, anak perlu diajarkan untuk memahami bahwa hal itu dilakukan untuk kebaikan mereka. Pendisiplinan dilakukan guna membekali meraka dengan sikap yang berguna bagi mereka di masa yang akan datang.


Komponen dalam disiplin positif

Dalam menerapkan disiplin positif, terdapat empat komponen yang harus diperhatikan yaitu:

  1. Menetapkan tujuan pengasuhan untuk jangka panjang. Orang tua perlu memiliki gambaran mengenai apa tujuan dari pengasuhan yang dilakukan. Identifikiasi tujuan pengasuhan akan membuat orang tua mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukan dalam membimbing anak.

  2. Kehangatan dan kejelasan. Menerapkan disiplin positif perlu dilakukan dengan suasana yang hangat dimana anak merasa dihormati, dipahami, dipercaya, aman dan dicintai. Selain itu, orang tua perlu juga menjelaskan kepada anak-anak mengenai aturan dan alasan penerapan disiplin yang dilakukan oleh orang tua,

  3. Empati terhadap anak. Empati dalam penerapan disiplin positif dibuktikan dengan kemauan orang tua dalam memahami anak.Ketika anak sulit diatur belum tentu terjadi karena anak-anak ingin melawan orang tua.Kadang anak memiliki alasan sehingga mereka menunjukan sikap seperti itu. Dibagian inilah orang tua perlu berfokus kepada anak dan bukan hanya sekedar terfokus kepada kesalahan yang mereka lakukan. Ketika orang tua mencoba memahami anak maka proses disiplin akan berjalan dengan efektif

  4. Pemecahan masalah bersama. Dalam perkembangannya anak seringkali menemukan masalah ataupun kesulitan dan memerlukan bantuan orang tua untuk penyelesaiannya. Penyelesaian yang dilakukan yaitu melalui proses pemecahan masalah yang hangat dan rasional bukan dengan hukuman.


Manfaat Disiplin Positif

Penerapan disiplin positif dalam pengasuhan akan membawa dampak yang baik. Adapun manfaat dari penerapan disiplin positif, antara lain:

Membentuk komunikasi yang sehat antar orang tua dan anak, terkait harapan, ekspektasi, aturan, dan batasan. Disiplin positif membuka peluang bagi orang tua membangun relasi yang hangat dengan anak sehingga harapan, aturan dan batasan dapat tersampaikan dengan baik

Mengajarkan anak keterampilan sepanjang hidup. Disiplin positif yang berdampak akan membuat anak-anak dibekali dengan keterampilan dalam menjalani kehidupan, salah satunya adalah tetang bagaimana mereka mengatur diri, waktu, taat pada peraturan dan lain sebagainya.

Meningkatkan kompetensi dan kepercayaan diri anak untuk menghadapi tantangan. Disiplin positif membuat anak semakin percaya diri dengan kompetensi yang dimiliki sehingga siap menghadapi tantangan di masa yang akan datang.

Membentuk karakter anak yang berempati, sopan, dan saling menghormati. Disiplin positif yang diajarkan dengan penuh kehangatan akan menolong anak belajar memperlakukan orang lain dengan cara yang sama. Memiliki empati, menghargai dan menghormati orang lain.


Cara Menerapkan Disiplin Positif pada Anak?

Dalam praktiknya, disiplin positif melibatkan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak tentang perilaku yang efektif untuk membantu anak memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Berikut adalah beberapa cara menerapkan sikap disiplin positif, antara lain:

  • Buat Aturan dan Kesepakatan Bersama: Buatlah aturan yang singkat, mudah dimengerti, dan diingat oleh semua anggota keluarga. Aturan ini dibuat berdasarkan kesepakatan bersama, seperti aturan membersihkan kamar, menjaga kebersihan, waktu belajar, mengerjakan PR, menggunakan kata-kata yang baikdan lain sebagainya. Kesepakatan bersama yang dipraktikkan akan mendorong anak melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik dan teratur, yang menjadi modal penting dalam menumbuhkan sikap disiplin.

  • Menerapkan Konsekuensi: Laksanakan kesepakatan secara terus-menerus dan terapkan konsekuensi yang tepat saat ada pelanggaran. Namun yang perlu diingat, memberikan konsekuensi haruslah terarah dan masuk akal. Bukan dengan kekerasan. Berikan penjelasan dan alasan yang tepat mengenai konsekuensi yang diterima saat melanggar aturan agar anak belajar memahami sebab-akibat dan belajar tentang tanggung jawab. Bentuk konsekuensi yang diberikan tentunya sudah menjadi kesepakatan bersama anak.

  • Berikan Pujian: Pemberian disiplin positif bukan hanya tentang konsekuensi dari pelanggaran tetapi juga reward ketika anak-anak melakukan hal yang baik. Dibandingkan dengan memberikan iming-iming agar anak mau berperilaku baik, hal baik yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memberikan pujian.Pujian yang tepat menjadi alat disiplin yang baik karena memberikan pengalaman belajar. Dengan cara ini, anak akan termotivasi untuk terus selalu berperilaku baik. Pujian yang tepat dengan berbagai cara. Salah satunya secara verbal (bicara langsung) dengan memberinya kata-kata positif dan motivasi.Pujian harus diberikan dengan konsisten dan tidak berlebihan.

  • Menjalin Komunikasi yang Baik: Hubungan yang baik haruslah dimulai dari komunikasi yang baik. Salah satu caranya yakni dengan memberikan kesempatan anak untuk berbicara dan mengekspresikan pikiran serta perasaannya. Dengan menjadi pendengar yang baik, orang tua akan membuat anak merasa pendapat dan perasaannya dihargai dan didengar dengan baik. Sikap mendengarkan ini juga akan menciptakan rasa saling mengerti dan percaya antara orang tua dan anak.

  • Jadi Contoh yang Baik: Anak adalah peniru ulung. Ia akan belajar dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan orangtuanya. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan sikap dan perilaku yang positif di hadapan anak. Ketika orang tua bisa menjadi contoh yang baik, maka anak akan termotivasi melakukan apa yang diteladankan oleh orang tua.


Setiap orang tua tentunya berharap agar anak-anak dapat bertumbuh menjadi pribadi yang baik. Menerapkan disiplin positif tentunya memerlukan proses yang panjang. Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah konsisten dan sabar. Orang tua harus memiliki tujuan yang besar untuk keberlangsungan hidup anak yang Tuhan anugerahkan. Dengan disiplin postif kita berharap parenting akan membawa dampak dan bekal yang baik bagi masa depan anak.


logo

© 2021 Hak Cipta Sekolah Taruna Bangsa