logo

13 Mar, 2024

Berpegang Pada Cipta, Rasa Dan Karsa Dalam Mengasah Otak Dan Mengolah Bakat
news

Pendidikan formal sudah berlangsung berabad-abad. Indonesia pun memiliki sejarah panjang dalam pendidikannya. Tercatat bentuk terdahulu sekolah di Indonesia adalah kadewaguruan pada era kerjaan-kerajaan Hindu-Budha, lalu bertransformasi menjadi pesantren, dianyam sedemikian rupa oleh bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menjadi taman siswa sebagai prototipe awal sekolah modern. Cita-cita mulia dalam memerdekakan bangsa mendorong lahirnya trisakti pendidikan Indonesia yakni; “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Ki Hajar Dewantara menyederhanakan ketiganya menjadi cipta, karsa, karya.

Pendidikan sebagai tonggak utama dalam proses perkembangan manusia, di mana cipta, karsa dan karya menjadi penanda pada setiap perkembangannya. Peserta didik di sekolah memperlihatkanya dalam perkembangan nalar logika, penerapan etika dalam rasa, dan pencapaian pengetahuan dalam bentuk karsa pada karya-karya mereka.

Pada bagian perkembangan nalar logika, peserta didik diajak untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis. Proses pembelajaran berjalan sebagai proses pengenalan, pemahaman, dan aplikasi. Aspek logis berperan dalam mentransformasi data dan fakta yang didapatkan peserta didik menjadi informasi.

Pada bagian perkembangan etika, peserta didik dibimbing mengaitkan informasi-informasi yang didapat dari olah logika dengan nilai-nilai yang terdapat dalam lingkungannya. Proses ini melibatkan dan mengajak peserta didik untuk berinteraksi antarindividu dalam menghormati, menghargai, dan memahami satu sama lain serta lingkungannya. Etika dalam perkembangan peserta didik memastikan bahwa ilmu yang diperoleh tidak hanya bermanfaat secara intelektual, tetapi juga membentuk rasa dalam karakter yang baik dan etis.

Pada bagian perkembangan estetika, peserta didik mencari relasi dari setiap informasi yang telah didapatkan. Penemuan relasi-relasi ini menghasilkan transformasi dari informasi menjadi pengetahuan yang terjadi di dalam diri peserta didik. Mereka belajar untuk melihat lebih dari sekadar fakta dan angka-angka, tetapi juga menyelami nilai-nilai yang terkandung dalam setiap informasi. Melalui karsa dalam penciptaan karya-karya, mereka dapat memahami bahwa pengetahuan bukanlah hanya sekumpulan data, melainkan juga kebijaksanaan yang dapat membentuk jati diri mereka.

Saat peserta didik mencapai semua perkembangannya, mereka dapat mengembangkan bakatnya dan menghasilkan karya-karya yang tidak hanya mencerminkan kebijaksanaan intelektual, tetapi juga estetika dalam penyampaian ide. Penggabungan nalar logika dan etika dalam rasa menghasilkan kreativitas sebagai karsa yang dapat dicerminkan melalui bakat-bakat yang muncul dalam diri. Mereka belajar tidak hanya untuk memberikan jawaban yang benar, tetapi juga untuk menggali bakat serta menemukan solusi yang inovatif dan karsa dalam membangun karya yang mencerahkan.

Berkembangnya peserta didik menjadi titik kebahagiaan setiap guru yang telah membimbingnya, terutama orang tua yang telah mendukung dalam memberikan fasilitas tersebut. Proses perkembangan dari cipta logika, etika dalam rasa hingga karsa dalam karya-karya dengan nilai-nilai estetika adalah poin kunci dalam trisakti pendidikan yang diramu oleh bapak pendidikan Indonesia dan dihadirkan Sekolah Taruna Bangsa dalam mengasah otak mengolah bakat peserta didik di sekolah.


logo

© 2021 Hak Cipta Sekolah Taruna Bangsa